Dua Hari Yang Penuh Maksiat Dalam Setahun
Dari tiga
ratus enam puluh hari yang kita miliki dalam setahun, ada dua hari yang harus
diwaspadai, bukan hanya oleh kalangan remaja, tapi juga oleh kaum dewasa dan
anak-anak. Tentu sebagai umat beragama kita tidak ingin terjerumus dan
menjerumuskan diri, baik diri kita sendiri maupun keluarga yang kita cintai
masuk ke dalam jurang kenistaan. Kedua hari tersebut sudah berubah dari makna
yang sebenarnya. Kedua hari tersebut sudah disalahgunakan dari peruntukkan
sebelumnya. Dan kedua hari tersebut bukanlah hari sial atau hari baik, tapi
kedua hari tersebut hari yang penuh nilai kemanusiaan, hanya manusianya saja
yang tak bisa menempatkannya. Tanggal 14 Februari Pada tanggal ini sering disalahartikan untuk pembuktian
kasih sayang dengan hal-hal yang berbau pengorbanan paling besar dan paling
dalam bagi seorang wanita. Kemaksiatan yang terjadi pada hari ini umumnya
banyak melanda anak-anak remaja. Tapi bukan berarti orang dewasa dapat
menghindarinya. Malahan sebagian besar kasus justru menimpa kaum dewasanya.
Pada hari ini, yang seharusnya kasih sayang diberikan hanya mengakselerasikan
kasih sayang yang sudah tercipta selama ini dimaknai lain oleh sebagian kalangan
yang tidak mengerti makna kasih. Mereka mengumbar kasih sayang secara
utuh dalam perbuatan badani. Biasanya terjadi setelah mengadakan acara pesta di
suatu tempat, kemudian berlanjut ke tempat lain dalam bentuk yang lebih
spesial. Pemaknaan kasih sayang sudah sangat tipis bedanya dari pengumbaran
nafsu belaka. Lelaki dengan mudahnya merayu si wanita untuk membuktikan rasa
cintanya kepada si pria. Ancaman-ancaman putus dan rengekan-rengekan serta
rayuan dari pria yang ia cintai sering membuat wanita tidak bisa berfikir
panjang. Ia menyerah dengan harapan hubungan akan berlanjut ke jenjang yang
lebih serius dan merasa puas karena telah membuktikan bahwa ia sunguh-sungguh
mencintai lelakinya. Sangat miris, ini terjadi justru disaat kasih sayang harus
diperbuat dengan ketulusan tanpa harus menyakiti dan disakiti, tanpa harus
menistakan dan dinistakan, tanpa harus meninggalkan jejak kesenangan atau dosa
terindah seperti lagunya Ada Band yang berjudul "Pemujamu". Hari ini
harusnya kasih sayang dapat depertunjukkan seperti kasihnya ibu kepada anaknya
dan sebaliknya.
Seperti peruntukkan mula-mulanya hari ini dirayakan.
Malam Pergantian Tahun Baru Malam tahun baru, adalah malam pergantian tahun,
dari tahun yang lama ke tahun yang baru. Pergantian tahun harusnya kita rayakan
untuk menyongsong masa depan yang lebih baik, merealiasikan mimpi di tahun
sebelumnya menjadi lebih indah dan bermakna bagi kehidupan. Mengkompilir segala
kekurangan di tahun sebelumnya untuk merencanakan kehidupan yang lebih baik
lagi di tahun berikutnya, kini sudah berubah karena pada malam pergantian tahun
baru sering diisi dengan acara begadang hingga larut malam. Acara digelar
hampir di setiap tempat, terutama di tempat-tempat hiburan. Pesta yang meriah.
Kembang api yang semarak. Jalanan yang ramai. Tempat ngumpul yang beraneka
ragam, membuat malam tahun baru seperti pesta tanpa berkesudahan. Orang dewasa
sering menghabiskan malam tahun baru bersama rekan-rekan bisnis, relasi dan
koleganya. Acara yang digelar di hotel biasa berlanjut menginap hingga
terjadilah segala sesuatu yang biasanya memang sudah dipersiapkan. Maksiat
lainnya yang lebih parah justru melanda kaum muslimin karena mereka begadang
hingga pagi menjelang, maka banyak diantara mereka yang meninggalkan shalat
Shubuhnya. Padahal meninggalkan shalat dosanya melebihi dosa zina. Mereka sudah
kecapean, mereka sudah kelelahan dan akhirnya bangun kesiangan. Apalagi jika
malam tahun baru dibumbui dengan minum-minum ataupun acara perjudian. Oleh
sebab itu, sebaiknyalah kita harus mewaspadai kedua hari tersebut khususnya dan
hari-hari lain pada umumnya untuk menjaga diri kita maupun keluarga kita dari
perbuatan maksiat. Membiasakan komunikasi yang harmonis dengan seisi anggota
keluarga, membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga akan
memudahkan kita menjaga diri kita dan anak-anak kita ke jurang kenistaan
tersebut. Mari kita mulai memaknai kedua hari tersebut dengan hal-hal yang
positif. Kembalikan pada makna awalnya. Kita tidak perlu menentang kedua hari
tersebut untuk dihindari, karena dia akan tetap ada dan dilaksanakan oleh orang
lain sekalipun kita menentangnya. Sikap yang paling bijak adalah mengarahkan ke
hal-hal yang positif bagi diri kita dan keluarga kita untuk berbuat yang
bermanfaat bagi orang lain jika datang kedua hari tersebut, dengan harapan di
masa yang akan datang kedua hari tersebut akan berubah menjadi hari yang penuh
dengan perbuatan baik bagi kemaslahatan ummat. Semogalah.
0 komentar:
Posting Komentar