.
Selamat Datang di Blog BAMBANG - AR

Penyebab Stroke dan Pertolongan Pertama pada Serangan Stroke

Stroke adalah salah satu penyakit mematikan di Indonesia, selain jantung. Stroke bisa menyerang tak mengenal waktu dan tempat. Stroke merupakan gangguan neurologis akibat tersumbatnya pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah yang ada di otak (stroke hemoragik).
Otak adalah organ yang berfungsi mengatur fungsi dari berbagai organ yang lain di tubuh manusia. Jadi, sewaktu terjadi gangguan pada otak, itu akan berdampak pada fungsi organ lain.
Namun, gangguan akibat stroke dapat diatasi dengan deteksi yang cepat dan penanganan yang tepat. Ada beberapa gejala khas stroke yang penting untuk dikenali, seperti:
Melemahnya wajah, tangan atau kaki di salah satu sisi tubuh
Salah satu fungsi otak adalah mengatur kekuatan otot. Bagian otak tertentu mengatur bagian tubuh yang berbeda. Apabila bagian otak tertentu terganggu, akan menimbulkan gangguan pada bagian tubuh yang diatur oleh bagian otak tersebut. Salah satu gejala yang umum dialami oleh pasien stroke adalah kelemahan tubuh pada satu sisi tubuh saja, kanan atau kiri. Pasien stroke akan mengeluh bicara menjadi pelo (cadel), atau mata tidak bisa membuka.
Kehilangan penglihatan, koordinasi tubuh, dan sensasi secara tiba-tiba
Keluhan lain yang dapat dialami oleh pasien stroke adalah kehilangan kemampuan sensorik. Kemampuan sensorik dapat berupa gangguan melihat dan gangguan memahami pembicaraan.
Sakit kepala tiba-tiba
Apabila seorang mengalami stroke perdarahan, akan terjadi peningkatan tekanan di dalam otak. Ini karena rongga tengkorak yang luas tetap harus menerima volume tambahan berupa darah, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan tekanan dalam tengkorak. Peningkatan tekanan ini akan memicu sakit kepala tiba-tiba yang hebat.
Mual dan muntah
Peningkatan tekanan dalam kepala juga akan menyebabkan terangsangnya reseptor mual. Hal ini akan menyebabkan penderita stroke mengalami keluhan mual dan muntah yang hebat.
Kehilangan kesadaran
Otak merupakan pusat dari segala aktivitas tubuh dan pusat kesadaran seseorang. Jika terjadi gangguan penyaluran oksigen ke otak, kesadaran pasien stroke akan menurun. Pasien akan cenderung tertidur, lemah dan, pada keadaan yang lebih parah, pasien akan mengalami koma.
Waspadai serangan stroke dengan memperhatikan gejala-gejalanya. Jangan lupa juga untuk membiasakan hidup sehat dengan berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, serta mengelola stres dengan baik.
Pertolongan Pertama pada Serangan Stroke
Saat stroke menyerang, setiap detik sangat berarti untuk menyelamatkan nyawa pasien. Lakukan ini sebagai tindakan pertolongan pertama.
Pertolongan Pertama pada Serangan Stroke (William Perugini/Shutterstock)
Serangan stroke dapat terjadi akibat perdarahan atau sumbatan pembuluh darah otak. Hanya dalam beberapa menit, sel-sel saraf di area otak yang mengalami stroke akan mati seketika. Karena itu, pertolongan pertama penting untuk segera dilakukan agar kerusakan tak makin meluas.
Namun, sebelum memberikan pertolongan pertama, Anda perlu mengenali tanda-tanda seseorang yang sedang mengalami serangan stroke. Mudahnya, ingat singkatan F-A-S-T.
F untuk face atau wajah. Apakah wajah pasien stroke terkulai di satu sisi ketika mencoba tersenyum?
A untuk arms atau lengan. Apakah posisi salah satu lengan lebih rendah ketika pasien stroke mencoba mengangkat kedua lengan?
S untuk speech atau berbicara. Apakah pasien stroke dapat mengulang kalimat sederhana? Apakah bicaranya pelo atau sulit dimengerti?
T untuk time atau waktu. Saat stroke menyerang, Anda berpacu dengan waktu. Bila Anda menjawab “ya” pada salah satu pertanyaan di atas, segera hubungi layanan gawat darurat setempat.

Selanjutnya, Anda juga perlu tahu bahwa serangan stroke bisa tampak dalam bentuk kelemahan atau mati rasa pada satu sisi tubuh; mata merah, penglihatan kabur hingga kehilangan penglihatan (terutama bila hanya terjadi pada salah satu mata); sakit kepala hebat tanpa penyebab atau pemicu yang jelas; rasa melayang, tidak stabil, atau tiba-tiba jatuh; serta mengompol atau tidak dapat menahan keinginan untuk buang air besar. Hal yang pasti, bila keluhan-keluhan ini timbul akibat stroke, kemunculannya bersifat tiba-tiba.
Pertolongan pertama pada serangan stroke
Stroke adalah kondisi gawat darurat yang butuh penanganan segera. Semakin cepat ditangani, semakin besar pula peluang untuk mencegah kerusakan otak lebih lanjut.
Karena itu, pertolongan pertama dan yang paling utama saat serangan stroke terjadi adalah mencari bantuan medis. Segera hubungi layanan gawat darurat setempat dan tetaplah tenang sementara menunggu bantuan tiba.
Selanjutnya, lakukan hal-hal berikut ini:
Pastikan pasien berada dalam posisi mantap, yakni posisi di mana pasien stroke berbaring ke salah satu sisi tubuh dengan kepala tersangga tangan. Posisi ini akan menjaga jalan napas pasien tetap terbuka.
Periksa, apakah pasien bernapas? Bila tidak, lakukan resusitasi jantung paru (RJP). Bila tampak sulit bernapas, kendurkan pakaian, dasi, atau syal yang dikenakan pasien stroke.
Bila pasien sadar, bicaralah dalam nada yang menenangkan dan meyakinkan. Selimuti pasien agar tetap hangat, dan hindari memberikan apapun untuk dimakan atau diminum.
Hindari memindahkan pasien stroke yang menunjukkan kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu anggota tubuh.
Amati pasien stroke dengan saksama kalau-kalau ada perubahan kondisi. Sebagai penolong, siap-siap memberitahu petugas medis apa saja yang Anda lihat dan lakukan sejak serangan stroke terjadi.
Selalu ingat bahwa Anda berlomba dengan waktu saat serangan stroke terjadi. Sel-sel saraf otak mulai mati hanya dalam waktu 4 sampai 6 menit tanpa adanya pasokan oksigen. Dan, tak seperti sel kulit atau sel tulang, sel saraf otak yang sudah mati tak bisa lagi memperbaiki dirinya sehingga kerusakan yang timbul akan menjadi permanen.
Jadi, bila ada yang mengalami tanda-tanda serangan stroke, jangan pernah menunggu atau menunda untuk memberikan pertolongan pertama. Meski gejala ringan atau kemudian hilang dengan sendirinya, tetap anggap itu sebagai sesuatu yang serius. Semakin cepat ditolong, semakin kecil peluang pasien untuk mengalami kecacatan permanen akibat stroke.